ejakulasi dini


BAB I
TINJAUAN TEORI

A.    DEFINISI

            Ejakulasi dini berarti ketidakmampuan mengontrol ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu singkat, yang tidak sesuai dengan keinginannya, sedangkan ejakulasi sendiri adalah peristiwa penyemburan air mani ke luar secara mendadak yang menandai klimaks bagi pria (metroaktual.com).

            Ejakulasi dini adalah sebuah fenomena yang dialami oleh kaum adamketika berhubungan seks dimana sang pejantan terlalu cepat mengalami orgasme atau orgasme dalam waktu singkat dan tentu saja akan memberikan dampak negatif terhadap pasangannya (Infokesehatan.com)

            Ejakulasi adalah peristiwa keluarnya sperma dari penis dan biasanya di sertai dengan orgasme. Hal ini biasanya terjadi setelah adanya stimulasi seksual yang mengakibatkan ereksi penis (Wikipedia.com)

B.     JENIS EJAKULASI DINI 

            Ejakulasi dini di bagi menjadi tiga derajat berdasarkan ringan beratnya gangguan yaitu meliputi:
1.      Ejakulasi Dini Ringan terjadi setelah beberapa kali gesekan singkat.
2.      Ejakulasi  DiniSedang terjadi setelah penis masuk ke vagina.
3.      Ejakulasi Dini Berat terjadi begitu penis menyentuh kelamin wanita bagian luar atau ejakulasi terjadi sebelum penisnya menyentuh kelamin wanita bagian luar.
(metroaktual.com)

C.     PENYEBAB EJAKULASI DINI

1.      Penyebab psikis seperti stress berkepanjangan, kebiasaan ingin cepat selesai ketika melakukan hubungan seksual.
2.      Penyebab fisik terutama kurang berfungsinya serotonin yang berfungsi menghambat.
3.      Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi juga diduga menjadi penyebab terjadinya ejakulasi dini.
(metroaktual.com)

D.    FAKTOR RESIKO

1.      Disfungsi ereksi
      Disfungsi ereksi adalah gaangguan proses ereksi pada laki-laki. Ejakulasi dini dapat terjadi jika seseorang sering mengalami gangguan dalam mempertahankan ereksi secara konsisten.Perasaan takut kehilangan ereksi, menyebabkan seseorang terburu-buru untuk menyelesaikan hubungan seksual.

2.      Masalah kesehatan
      Masalah medis menyebabkan seseorang merasa cemas selama melakukan hubungan seks, seperti masalah jantung, dapat menyebabkan seseorang secara sadar terburu-buru untuk ejakulasi. Aterosklerosis ( penyempitan pembuluh darah ) menyebabkan aliran darah menuju penis, diabetes menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga mempengaruhi aliran darah menuju penis.

3.      Stress
      Stress dan tekanan emosional atau mental di segala bidang kehidupan dapat mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini, sering membatasi keemampuan seseorang untuk menikmati dan focus selama hubungan seksual.


4.      Obat tertentu
      Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak seperti trifluoperazine ( stelazine ) yang di gunakan untuk mengatasi kegelisahan dan masalah kesehatan mental.
(Infokesehatan.com)

E.     MANIFESTASI EJAKULASI DINI

            Ejakulasi dini terbagi atas 2 jenis yaitu ejakulasi primer ( seumur hidup ) dan ejakulasi sekunder ( di peroleh ).
a.       Gejala ejakulasi primer :
1.      Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat melakukan penetrasi vagina.
2.      Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan penetrasi vagina.
3.      Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau menghindari keintiman seksual.

b.      Gejala ejakulasi primer :
4.      Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat melakukan penetrasi vagina.
5.      Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan penetrasi vagina.
6.      Kehidupan pribadi yang negative, seperti stress, frustasi atau menghindari keintiman seksual.

F.     PATOFISIOLOGI EJAKULASI DINI

      Proses ejakulasi berada di bawah pengaruh saraf otonom. Asetilkolin berperan sebagai neurotransmitter ketika saraf simapatis mengaktifasi kontraksi dari leher kandung kemih, vesika seminalis dan vas deferens. Reflex ejakulasi berasal dari kontraksi otot bulbokavernosus dan ischiokavernosus serta di control oleh saraf pudendus.

      Singkatnya, ejakulasi terjadi karena mekanisme reflex yang di cetuskan oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang ( T12-L2 ) dan korteks sensorik ( salah satu bagian otak).

      Mengapa reflex ini dapat terjadi sebelum pria tersebut menginginkannya? Penelitian terakhir mengemukakan bahwa terdapat gangguan respon penis pria dengan ejakulasi dini. Penelitian yang dilakukan oleh Xin dan kawan-kawan serta di muat di dalam J.Urol mengukur kadar sensorik penis menggunakan biothesiometry pada pria dengan ejakulasi dini dan membandingkannya dengan kadar yang normal. Pada pria tanpa ejakulasi dini, pengukuran kadar sensitivitas penis meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Nemun pada pria dengan ejakulasi dini , justu sensitivitas semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Penelitian lanjutan mengemukakan bahwa pria dengan ejakulasi dini memiliki sensitivitas lebih tinggi daripada pria tanpa ejakulasi dini.
(metroaktual.com).











G.    PATHWAY
·         Penyebab psikis : stress berkepanjangan
·         Kebiasaan ingin cepat selesai ketika melakukan hubungan seksual
·         Penyebab fisik : kurang berfungsinya serotonin
·         Gangguan control saraf
·         Obat tertentu contohtrifluoperazine ( stelazine)
Kontraksi otot bulbokavenosus & ischiokavenosus
Ejakulasi dini
Penurunan libido
Resiko tinggi disfungsi seksual
Gangguan biopsiko seksualitas
Perubahan pola seksualitas
Perubahan fungsi seksual
Gangguan harga diri rendah
Psikologis (cemas,malas,takut)
Mekanisme reflex oleh rangsangan pada penis melalui saraf sensorik pudendus yang terhubung dengan persarafan tulang belakang dan korteks sensoris
orgasme






















H.    DAMPAK EJAKULASI DINI

1.      Mau berat atau ringan, yang pasti ejakulasi dini mengakibatkan hubungan seksual berlangsung tidak harmonis.
2.      Walaupun dapat mencapai orgasme, pria yang mengalami ejakulasi dini juga merasa sangat kecewa karena tidak mampu memberikan kepuasan seksual kepada pasangannya.        
3.      Pria yang mengalami ejakulasi dini sering mengalami stres, tidak percaya diri, rendah diri, dan malu terhadap pasangannya. Dalam waktu lama dapat terjadi disfungsi ereksi. Pasangannya tentu kecewa, tidak puas, jengkel, marah, dan akhirnya mengalami disfungsi seksual seperti hilangnya gairah seksual.
4.      Lebih jauh, reaksi yang muncul adalah perasaan takut atau khawatir setiap akan melakukan hubungan seksual. Perasaan ini justru akan semakin memperburuk keadaan ejakulasi dini. Kalau keadaan ini terus berlangsung, maka pada akhirnya pria itu dapat mengalami disfungsi ereksi.
5.      Wanita yang mempunyai pasangan mengalami ejakulasi dini pada umumnya tidak dapat mencapai orgasme karena hubungan seksual segera berakhir. Kekecewaan yang muncul selanjutnya dapat berubah menjadi kejengkelan disertai perasaan takut setiap akan melakukan hubungan seksual. Akibat lebih jauh dapat berupa hilangnya dorongan seksual dan dispareunia (rasa nyeri yang terjadi saat bersetubuh).

I.       PENATALAKSANAAN EJAKULASI DINI

1.      Pertama-tama disarankan untuk melakukan sex therapy.
2.      Jika sex therapy tidak berhasil, maka lakukan cara yang kedua yaitu menggunakan obat. Obat untuk mengatasi ejakulasi dini adalah obat yang berkhasiat mengontrol ejakulasi.

Ada beberapa jenis obat yang dapat mengontrol ejakulasi.Tergantung penyebabnya karena penyebabnya banyak berkaitan dengan fungsi serotonin, maka diperlukan obat yang mengatur fungsi serotonin.misalnya, golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor).
3.      Kalau ejakulasi dini diakibatkan oleh gangguan ereksi, maka dengan memperbaiki fungsi ereksi, ejakulasi dapat diperlambat. Jadi obat disfungsi ereksi bermanfaat kalau ejakulasi dini disebabkan oleh gangguan ereksi.
4.      Cara pengobatan lainnya ialah dengan cara operasi terhadap saraf yang mengontrol terjadinya peristiwa ejakulasi.

Sex Theraphy, yang dilakukan untuk mengontrol ejakulasi dilakukan dengan bantuan istri. Pada dasarnya cara ini dilakukan melalui beberapa langkah :

1.Istri melakukan masturbasi terhadap suami yang menderita ejakulasi dini dengan posisi suami berbaring terlentang, sampai suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi.

2.Pada saat suami merasa ingin orgasme dan ejakulasi, istri melakukan penekanan pada penis dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah, selama beberapa detik untuk menghambat terjadinya ejakulasi.

3.Istri melakukan masturbasi terhadap suami sampai terjadi ereksi yang cukup, lalu segera memasukkannya ke dalam vagina dalam posisi istri di atas tanpa melakukan gerakan. Bila suami merasa akan ejakulasi, istri segera mengangkat tubuhnya dan melakukan penekanan pada penis seperti pada langkah kedua. Selanjutnya rangsangan dengan masturbasi diulang lagi, dan dilanjutkan dengan hubungan seksual seperti di atas.

4.Dilakukan setelah beberapa hari melakukan latihan di atas. Pada langkah ini, suami diizinkan melakukan tekanan untuk mempertahankan ereksinya selama melakukan hubungan seksual dengan posisi istri di atas.

5.Dilakukan bila suami sudah lebih mampu mengontrol ejakulasi. Pada langkah ini pasangan dapat melakukan hubungan seksual dengan posisi samping.Kalau dengan posisi ini suami mampu menahan ejakulasi, maka hubungan seksual dapat dilakukan dalam posisi suami di atas.Latihan tersebut diharapkan tetap dilakukan selama 6-12 bulan setelah itu, dan kapan saja diperlukan.


                  Disamping sex terapy di atas , untuk mengatasi ejakulasi dini dapat dapat di lakukan Senam KEGEL. Senam atau latihan kegel dikenal sebagai latihan otot-otot panggul untuk meningkatkan kualitas hubungan seksual.

                  Kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul Puboccoccygeus (PC) atau Pelvic Floor Muscle yang semula dipergunakan untuk terapi pada wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin.Latihan ini bermanfaat menguatkan otot panggul termasuk penis serta menambah kemampuan potensi seksual.Dan hasilnya ternyata memuaskan.

                  Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan seolah-olah menahan kencing (pada wanita dan pria).
§  Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan kencing, pertahankan selama 5 detik, kemudian relaksasikan (kendurkan).
§  Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut.
§  Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik, lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan.

                              Caranya dengan mengencangkan otot-otot tersebut sebanvak 10 kali dan mengendorkannya 10 kali setiap hari, dalam tempo satu hingga satu setengah bulan, secara otomatis Anda akan menjadi terbiasa untuk menunda ejakulasi sehingga orgasme berulangkali dapat dialami.

J.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

            Pada pria dengan ejakulasi dini dan tanpa permasalahan medis umum lainnya, tidak ada pemeriksaan Lab konvensional yang dapat membantu atau mempengaruhi pemilihan jenis terapi.

            Pemeriksaan kadar testosterone dan prolactin serum cocok dilakukan jika ejakulasi dini di sertai denagn permasalahan impotensi.






















BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN EJAKULASI DINI

A.    PENGKAJIAN
1.      Aktivitas atau istirahat
Gejala : mudah lelah, sulit berkonsentrasi, saat memiliki waktu luang lebih banyak di gunakan untuk melihat gambar, film ataupun berimajinasi tentang hal- hal yang membangkitkan libido.
2.      Sirkulasi
Hipertensi dan Aterosklerosis
3.      Integritas ego
Kecemasan, malas, takut ketidakmampuan dalam berhubungan seksual terutama kepada pasangan, pasangan tidak mampu menerima keadaan suaminya karena tidak mendapatkan kepuasan saat berhubungan seksual.
4.      Eliminasi
Normal
5.      Makanan/ cairan
Penurunan nafsu makan, anoreksia
6.      Nyeri/ kenyamanan
Tidak nyaman dalam berhubungan seksual
7.      Seksualitas
Ketidakmampuan dalam mempertahankan ejakulasi, penurunan libido

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan gangguan biopsiko seksualitas (cemas).
2.      Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fungsi seksual.
3.      Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido.
C.    INTERVENSI

1.      Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan gangguan biopsiko seksualitas (cemas).
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan pola seksualitas kembali normal.
Kriteria hasil: menyebutkan pengetahuan dan pemahaman tentang keterbatasan seksualitas.

Intervensi:
a.       Catat pemikiran pasien/ orang terdekat yang berpengaruh bagi pasien mengenai seksualitas.
R/ : mungkin mereka beranggapan keterbatasan kondisi akan berpengaruh pada fungsi seksualitas.

b.      Berikan suasana terbuka dalam diskusi mengenai seksualitas.
R/: untuk membantu memecahkan masalah yang sedang di hadapi.

c.       Evaluasi faktor budaya dan agama / nilai dan konflik yang muncul.
R/ : mengetahui persepsi klien tentang masalah seksual yang muncul.

d.      Kolaborasi, rujuk pada ahli terapi/ konsultan seks.
R/ : membantu dalam memecahkan masalah dalam hubumgan seksualitas.

2.      Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fungsi seksual.
      Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan        menunjukkan   gerakan ke  arah penerimaan diri dalam situasi.
      Kriteria hasil : pengenalan dan ketidaktepatan perubahan konsep diri         tanpa   menegatifkan harga diri, menyusun tujuan yang realistic dan secara      aktif     berpartisipasi dalam program terapi.
     
Intervensi :
a.       Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan misal marah, sedih dan berduka.
R/ : memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap masalah yang di alami sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.

b.      Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual, serta memberi informasi dan dukungan.
R/ : respon negative yang di arahkan pada pasien dapat secara actual menyatakan masalah pasangan tentang rasa sedih pasien, takut, kesulitan dalam menghadapi perubahan.

c.       Identifikasi perilaku menarik diri, menganggap diri negative.
R/ : mengidentifikasi tahap kehilangan.

d.      Kaji tingkat stress emosi klien
R/ : kondisi stress dapat memperberat kondisi gangguan reproduksi yang di alaminya.

3.      Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido.
                        Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan di harapkan tidak                                  terjadi             disfungsi seksual.
                        Kriteria hasil :
                        -menyatakan pemahaman perubahan anatomi/ fungsi seksual
                        -mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, peran seksual, hasrat                                   seksual pasangan dengan orang terdekat.
                        - mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang di terima dan beberapa                           alternative cara mengekspresikan seksual.

                        Intervensi:
a.       Mendengarkan pernyataan pasien/ orang terdekat.
R/ : masalah seksual sering tersembunyisebagai pernyataan humor dan atau ungkapan yang gambling.

b.      Dorong pasien untuk berbagi pikiran/ masalah dengan teman.
R/ : komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian/ masalah dan meningkatka diskusi dan resolusi.

c.       Solusi pemecahan masalah terhadap masalah potensial, contoh menunda koitus seksual saat kelelahan, melanjutkannya dengan ekspresi alternative.
R/ : membantu pasien kembali pada hasrat/ kepuasan aktivitas seksual.

d.      Anjurkan pasangan untuk memperlihatkan penerimaan/ perhatiannya.
R/ : sesorang dengan gangguan kognitifnya, biasanya tidak kehilangan kebutuhan dasarnya pada pola afektif, rasa cinta, perasaan di terima dan ekspresi seksual.






                              DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
            http : //www.Infokesehatan.com
http : //www.metroaktual.com
http : //www. Wikipedia.com